Jumat, 10 Februari 2012

**BIARKAN DIA TERTAWA SEBELUM TAU IBUNYA TELAH TIADA**

suatu petang ketika orang2 sedang sibuk berebut waktu untuk segera pulang kerumah masing2 setelah melakukan rutinitas pekerjaannya, di sebuah halte busway terlihat seorang bapak dengan 3 anaknya yang masih kecil2.Mereka sedang menunggu datangnya busway yang sebentar lagi akan membawa mereka pulang.

ketiga anak itu berusia sekitar 8,5 dan 3 tahun.Anak terkecil bagaikan seorang putri,ia begitu cantik dalam dekapan sang bapak.sedangkan kedua anak lainya yang putra sedang asyik bermain2 kesana kemari.itu lah ciri anak seantero dunia.

tibalah saatnya busway ditunggu datang.para penumpang pun seperti robot yang diperintahkan sama bergegas menuju pintu masuk busway,termasuk sang bapak dan ke3 anaknya.kemudian keluarga itu dapat duduk di kursi busway yang disusun seperti kereta api listril(KRL).lalu ke2 anak laki2nya beranjak dari kursinya dan bermain petak umpet di sela2 tubuh orang dewasa yang sebagian besar mengisi ruang busway itu.mereka sambil berteriak girang.

terlihat beberapa penumpang yang wajahnya menjadi begitu muram.mereka merasa tidak nyaman dengan kegaduhan itu.hingga akhirnya ada seorang penumpang pria yang ketus menyatakan protesnya ke sang bapak,"pak,tolong anaknya di atur ya,disini kan penumpang juga ingin tenang,sudah capek kerja,eh pulang kok masih aja ada yang ganggu!!".lalu sang bapak sambil menggendong putrinya pun menjawabnya dengan senyum,"maaf ya mas?ibu mereka baru saja meninggal sore ini di rumah sakit,dan saya belum mengatakan hal ini ke mereka.nanti begitu sampai rumah saya akan mengatakannya,biarlah mereka merasakan kegembiraan yang menjadi hak mereka,karna saya merasa mereka akan banyak kehilangan kegembiraan setelah tahu bahwa ibu yang biasa mengasuh mereka dan menyayangi mereka setiap saat sudah tidak bersama mereka lagi selamanya,,mas tidak keberatan kah,kalau mereka bermain sebentar saja di bus ini?".

mendengar apa yg dibicarakan sang bapak,sebagian penumpang yang mendengarnya lalu terdiam dan merenung,termasuk sang pria yang baru saja memprotes sang bapak dengan ketus,tiba2 mereka teringat akan kasih sayang dan kesalahan2 yang pernah mereka perbuat kepada ibunya.
diam2 diantara mereka ada yang menggambil handphone di saku celananya,lalu jari jempolnya membuat dari kalimat "ibu apakabar?besok pagi saya mau pulang menjenguk ibu.maafkan segala salah saya,ibu"
kemudian dia mengirimkan sms itu ke nomor ibunya,dan berharap ia masih diberi kesempatan untuk berjumpa dengan ibunya besok..


Sayangilah ibu kalian selagi masih ada, sebelum kita menyesal pada akhirnya 
Love you mom you are the best mother in the world 

HADIAH DARI SANG AYAH

Seorang pemuda sebentar lagi akan diwisuda,sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana, akhir dari jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku pendidikan.

Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Ford. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-
satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia yakin banget nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu. Dia pun berangan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya,
bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan keteman-temannya.

Saatnya pun tiba, siang itu, setelah wisuda, dia melangkah pasti ke ayahnya. Sang ayah tersenyum, dan dengan berlinang air mata karena terharu dia mengungkapkan betapa dia bangga akan anaknya, dan betapa dia mencintai anaknya itu. Lalu dia pun mengeluarkan sebuah bingkisan,... bukan sebuah kunci ! Dengan hati yang hancur sang anak menerima bingkisan itu, dan dengan sangat kecewa dia membukanya. Dan dibalik kertas kado itu ia menemukan sebuah Kitab Suci yang bersampulkan kulit asli, dikulit itu


terukir indah namanya dengan tinta emas. Pemuda itu menjadi marah, dengan suara yang meninggi dia berteriak, "Yaahh... Ayah memang sangat mencintai saya, dengan semua uang ayah, ayah belikan alkitab ini untukku ? " Lalu dia membanting Kitab Suci itu dan lari meninggalkan ayahnya. Ayahnya tidak
bisa berkata apa-apa, hatinya hancur, dia berdiri mematung ditonton beribu pasang mata yang hadir saat itu.

Tahun demi tahun berlalu, sang anak telah menjadi seorang yang sukses, dengan bermodalkan otaknya yang cemerlang dia berhasil menjadi seorang yang terpandang. Dia mempunyai rumah yang besar dan mewah, dan dikelilingi istri yang cantik dan anak-anak yang cerdas. Sementara itu ayahnya semakin tua dan tinggal sendiri. Sejak hari wisuda itu, anaknya pergi meninggalkan dia dan tak pernah menghubungi dia. Dia berharap suatu saat dapat bertemu anaknya itu, hanya untuk meyakinkan dia betapa kasihnya pada anak itu. Sang anak pun kadang rindu dan ingin bertemu dengan sang ayah, tapi mengingat apa yang terjadi pada hari wisudanya, dia menjadi sakit hati dan sangat mendendam.

Sampai suatu hari datang sebuah telegram dari kantor kejaksaan yang memberitakan bahwa ayahnya telah meninggal, dan sebelum ayahnya meninggal, dia mewariskan semua hartanya kepada anak satu-satunya itu. Sang anak disuruh menghadap Jaksa wilayah dan bersama-sama ke rumah ayahnya untuk mengurus semua harta peninggalannya. Saat melangkah masuk ke rumah itu, mendadak hatinya menjadi sangat sedih, mengingat semua kenangan semasa dia tinggal di situ. Dia merasa sangat menyesal telah bersikap jelak terhadap ayahnya. Dengan bayangan-bayangan masa lalu yang menari-nari di matanya, dia menelusuri semua barang dirumah itu. Dan ketika dia membuka brankas ayahnya, dia menemukan Kitab Suci itu, masih
terbungkus dengan kertas yang sama beberapa tahun yang lalu. Dengan airmata berlinang, dia lalu memungut Kitab Suci itu, dan mulai membuka halamannya. Di halaman pertama Kitab Suci itu, dia membaca tulisan tangan ayahnya, "Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain. Dan Tuhan Maha Kaya dari segala apa yang ada di dunia ini"
Selesai dia membaca tulisan itu, sesuatu jatuh dari bagian belakang Kitab Suci itu. Dia memungutnya,.... sebuah kunci mobil ! Di gantungan kunci mobil itu tercetak nama dealer, sama dengan dealer mobil sport yang dulu dia idamkan ! Dia membuka halaman terakhir Alkitab itu, dan menemukan di situ terselip 


STNK dan surat-surat lainnya, namanya tercetak di situ. dan sebuah kwitansi
pembelian mobil, tanggalnya tepat sehari sebelum hari wisuda itu. Dia berlari menuju garasi, dan di sana dia menemukan sebuah mobil yang berlapiskan debu selama bertahun-tahun, meskipun mobil itu sudah sangat kotor karena tidak disentuh bertahun-tahun, dia masih mengenal jelas mobil itu, mobil sport
yang dia dambakan bertahun-tahun lalu. Dengan buru-buru dia menghapus debu pada jendela mobil dan melongok ke dalam. bagian dalam mobil itu masih baru, plastik membungkus jok mobil dan setirnya, di atas dashboardnya ada sebuah foto, foto ayahnya, sedang tersenyum bangga. Mendadak dia
menjadi lemas, lalu terduduk di samping mobil itu, air matanya tidak terhentikan, mengalir terus mengiringi rasa menyesalnya yang tak mungkin diobati........

SEBERAPA MAHAL DAN BERHARGANYA KITA PERNAH KEHILANGAN SEBUAH BARANG, NAMUN TAK SEMENYESAL JIKA KITA KEHILANGAN ORANG-ORANG YANG KITA CINTAI 

TELOR

Dalam penutupan sebuah gathering, seorang pimpinan
membagikan telor kepada seluruh anak buahnya sambil berpesan :".. Saya membagi
telur ini supaya anda semua berlomba untuk menetaskan, setelah tiga bulan kita
akan mengadakan gathering lagi, untuk melihat ayam siapa yang paling
hebat...dan pemenangnya akan mendapat hadiah besar...

Maka setelah pulang dari gathering mereka menetaskan
telor tersebut dirumah, ketika mereka dikantor mereka membicarakan ayam mereka
yang mulai menetas dan menjadi ayam yang sehat dan unggul..

Kecuali satu orang yang wajahnya muram karena telor
yang dicoba ditetaskan, tidak kunjung menetas juga padahal sudah memakai alat
yang paling canggih..

Setelah tiga bulan mereka bertemu lagi sambil
membawa ayam-ayam mereka. pimpinan akan menilai ayam siapakah yang terpilih
menjadi ayam juara..

Setelah berkeliling, sang pimpinan bertemu dengan
anak buahnya yang telurnya tidak menetas dengan wajah pucat pasi dia memberikan
telor yang masih utuh sambil diiringi tawa oleh teman-temannya. .

Orang ini dibawa ketengah, lalu
pimpinan menjelaskan :.." Saudara-saudara, orang ini telah bertindak jujur
dan dialah pemenangnya, karena tiga bulan lalu saya memberikan TELOR REBUS
kepada anda, jadi sangat mustahil kalau telor itu menjadi ayam kecuali anda
mengganti telor rebus itu dan merekayasanya menjadi ayam hanya demi sebuah
hadiah..!!

Sahabat,

Pernahkah anda sadari, bila didalam telor ada sebuah
kehidupan, tetapi telor rebus tidak !!

Bila hati kita seperti telor rebus, maka tidak mungkin
ada sebuah kehidupan didalamnya, yang ditampilkan adalah sebuah rekayasa dan
kamulflase, agar semua nampak indah dan baik...tapi itu jelas tidak
jujur,,,!!

Keberanian dan kejujuran untuk menyadari tidak adanya
sebuah kehidupan dalam ruang lingkup pekerjaan, akan membuat kita menemukan dan
membangun sebuah kehidupan baru...menjadi lebih baik..

Tetapi tidak mungkin membangun sebuah kehidupan dengan
melakukan rekayasa dan kamulflase.. semua tampak baik dan indah tetapi bukan
asli...( coba lihat dibelakangnya tentu anda akan bertemu hal-hal yang
mengerikan, fitnah,curang, jahat, menghalalkan segala cara
dll)

Jadikan hidup ini lebih hidup, baik dirumah, dikantor
maupun dimasyarakat. .. maka hidup ini akan terasa nyaman dan indah tanpa
dibuat-buat. ..!

Jangan ada rekayasa dan
kamulflase.. .!!

1 ONS BUKAN 100 GRAM

>
>
> *1 ONS BUKAN 100 GRAM.*
>
> PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG.
>
> Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK
> akhir
> tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan
> limbah,
> yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak ketika
> seorang
> pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara langsung proses
> pengolahan limbah yang selama itu dianggap selalu gagal. Pasalnya
adalah,
> takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya menggunakan
satuan
> pound
> dan ounce. Kesalahan fatal muncul karena yang bersangkutan
mengartikan 1
> pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram, sesuai pelajaran yang
ia
> terima dari sekolah. Sebelum PHK dijatuhkan, teman saya diberi
tenggang
> waktu 7 hari untuk membela diri dgn. cara menunjukkan acuan ilmiah
yang
> menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g. Usaha maksimum yang dilakukan hanya
> bisa
> menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan ons(bukan
> ditulis
> ounce) adalah satuan berat senilai 1/10 kilogram. Acuan lain termasuk
> tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau dikenal secara
internasional
> tidak bisa ditemukan.
>
> SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN.
>
> Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya mencoba menanyakan hal
ini
> kepada lembaga yang paling berwenang atas sistem takar-timbang dan
> ukur di
> Indonesia, yaitu Direktorat Metrologi . Ternyata, pihak Dir.
Metrologi
> pun
> telah lama melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram.
> Mereka justru mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam
Sistem
> Internasional (metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia. Untuk
ukuran
> berat, satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan *Ons bukanlah
> bagian
> dari sistem metrik* ini dan untuk menghilangkan kebiasaan memakai
> satuan ons
> ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak
> timbangan
> (bandul atau timbal) yang bertulisan "ons" dan "pound".
>
> Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan 1
> pound =
> 500 gram, ternyata *tidak pernah ada acuan sistem takar-timbang
legal*
> atau
> pengakuan internasional atas satuan ons yang nilainya setara dengan
100
> gram. Dan dalam sistem timbangan legal yang diakui dunia
> internasional, *tidak
> pernah dikenal adanya satuan ONS khusus **Indonesia**.* Jadi, hal ini
> adalah
> suatu kesalahan yang diwariskan turun-temurun. Sampai kapan mau
> dipertahankan ?
>
> BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI ?
>
> Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di
bangku
> sekolah dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata,
kebiasaan
> salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan
> menyesatkan.
>
> Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana
penyadaran
> akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas dalam
> materi
> pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak kita)
> menerapkan
> dalam hidup sehari-hari. Sungguh memprihatinkan. Semua sekolah
> mengajarkan
> bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan anak-anak kita pun
> menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. "Racun" ini sudah tertanam
> didalam otak anak kita sejak usia dini.
>
> Dari para guru, saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan
> yang
> diwajibkan atau disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia
> mengajarkan
> seperti itu. Karena itu, tidaklah mungkin bagi para guru untuk
melakukan
> koreksi selama Dep. Pendidikan belum merubah atau memberi-kan
petunjuk
> resmi.
>
> TANGGUNG JAWAB SIAPA ?
>
> Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan
kita
> jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama
kepada
> para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar
tidak
> menjadi beban psikologis bagi mereka ;
>
> *"acuan sistem timbang legal yang mana yang pernah diakui /
diberlakukan
> secara internasional , yang menyatakan bahwa : *
>
> *1 ons adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram."?*
>
> Kalau Dep. Pendidikan tidak bisa menunjukkan acuannya, mengapa hal
ini
> diajarkan secara resmi di sekolah sampai sekarang ?
>
> Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, dinegara mana saja selain
> Indonesia berlaku konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram ?
>
> Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para penerbit buku
> pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini ?
>
> Kalau Dep. Pendidikan mau mempertahankan satuan *ons yang keliru*
ini,
> sementara pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang
> pemakaian
> satuan "ons" dalam transaksi legal, maka konsekwensinya ialah harus
> dibuat
> sistem baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas). Sistem baru inipun
> harus
> diakui lebih dulu oleh dunia internasional sebelum diajarkan kepada
> anak-anak. Perlukah adanya sistem timbangan Indonesia yang
konversinya
> adalah 1 ons *(Depdiknas)* = 100 gram dan 1 pound *(Depdiknas)* = 500
> gram.
> ? Bagaimana "Ons dan Pound *(Depdiknas)*" ini dimasukkan dalam sistem
> metrik
> yang sudah baku diseluruh dunia ? Siapa yang mau pakai ?.
>
> HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI.
>
> Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema
yang
> merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih
> banyak
> kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu
> contoh
> kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue dari
buku
> luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya.
>
> Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan
masalah
> nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan.
>
> Departemen Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis
> mengenai hal
> ini. Mari kita pikirkan dampaknya bagi masa depan anak-anak
Indonesia.
> Berikan teladan kepada bangsa ini untuk tidak malu memperbaiki
kesalahan.
>
> Sekalipun hanya untuk pelajaran di sekolah, dalam hal
Takar-Timbang-Ukur,
> Dep. Pendidikan tidak memiliki supremasi sedikitpun terhadap
Direktorat
> Metrologi sebagai lembaga yang paling berwenang di Indonesia. Mari
kita
> ikuti satu acuan saja, yaitu Direktorat Metrologi.
>
> Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan karena itu anak-anak
kita
> harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam arti landasannya,
prosesnya,
> materinya maupun arah pendidikannya. Mengejar ketertinggalan dalam
hal
> kualitas SDM negara tetangga saja sudah merupakan upaya yang sangat
> berat.
> Janganlah malah diperberat dengan *pelajaran sampah* yang justru
bakal
> menyesatkan. Didiklah anak-anak kita untuk mengenal dan mengikuti
> aturan dan
> standar yang berlaku SAH dan DIAKUI secara internasional, bukan hanya
> yang
> rekayasa lokal saja. Jangan ada lagi korban akibat pendidikan yang
salah.
> Kita lihat yang nyata saja, berapa banyak TKI diluar negeri yang
berarti
> harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional.
>
> Anak-anak kita memiliki HAK untuk mendapatkan pendidikan yang benar
> sebagai
> upaya mempersiapkan diri menyongsong masa depannya yang akan penuh
dengan
> tantangan berat.
>
> ACUAN MANA YANG BENAR ?
>
> Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik,
dan
> juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford, dll. *(maaf, ini
> bukan
> promosi)* menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu diragukan
lagi.
>
> Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat
> dijumpai
> dengan mudah di-dalam buku harian / diary/agenda yang biasanya
diberikan
> oleh toko atau produsen suatu produk sebagai sarana promosi.
>
> *Salah satu* konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara
> internasional adalah sistem avoirdupois / avdp. (baca : averdupoiz).
>
> 1 ounce/ons/onza = 28,35 gram *(bukan 100 g.)*
>
> 1 pound = 453 gram *(bukan 500 g.)*
>
> 1 pound = 16 ounce *(bukan 5 ons)*
>
> Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik
resep
> obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram.
> Apakah kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek
?
> Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum !!!
> Jadi, kalau
> malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang mengajarkan. (*ini
> hanya
> gambaran / ilustrasi salah satu akibat yang bisa ditimbulkan, bukan
> kejadian
> sebenarnya, tetapi dalam bidang lain banyak sekali terjadi)*
>
> KALAU BUKAN KITA YANG MENYELAMATKAN – LALU SIAPA ?.
>
> Melalui tulisan ini saya ingin mengajak semua kalangan, baik kalangan
> pemerintah, akademis, profesi, bisnis / pedagang, sekolah dan orang
> tua dan
> juga yang lainnya untuk ikut serta mendukung penghapusan satuan "ons
dan
> pound yang keliru" dari kegiatan kita sehari-hari. Pengajaran sistem
> timbang
> dgn. satuan Ounce dan Pound seharusnya diberikan sebagai pengetahuan
> disertai kejelasan asal-usul serta *rumus konversi yang benar*. Hal
ini
> untuk membuang kebiasaan salah yang telah melekat dalam kebiasaan
> kita, yang
> bisa mencelakakan / menyesatkan anak-anak kita, generasi penerus
> bangsa ini.
>
> *# # # # # *
>
> *Tulisan ini akan dikirimkan kepada media masa, baik cetak maupun
> elektronik yang mau menyiarkannya demi kepentingan bangsa.
> Dipersilahkan mengubah formatnya sesuai dengan ketentuan penyiaran
masing-
> masing.*
>
> *Juga kepada sekolah-sekolah, pabrik-pabrik serta LSM dan masyarakat
> umum,
> untuk diketahui secara luas.*
>
> * Bila anda merasa sependapat dengan saya, setuju untuk menghentikan
> kesalahan ini demi masa depan anak bangsa Indonesia, silahkan
> diperbanyak /
> difoto copy dan disebar-luaskan sendiri.*
>
> * *
>
> *Bila anda ragu-ragu terhadap kebenaran tulisan ini, silahkan
> menanyakannya
> langsung kepada Direktorat Metrologi atau Balai Metrologi setempat
dikota
> anda berada. *
>
> * *
>
> *Terima kasih saya ucapkan kepada anda yang peduli dan mau
> berpar-tisipasi
> menyelamatkan masa depan anak-anak **Indonesia**. Semoga Tuhan
memberkati
> upaya ini, yang kita lakukan dengan tulus ikhlas tanpa pamrih
sedikitpun.*
>
> * *
>
> *# # # # #*
>
> * *
>
> * *
>
> *Ditengah orang-orang waras, dia yang lain sendiri dianggap gila.*
>
> *Ditengah orang-orang gila, dia yang waras justru dianggap gila.*
>
> * *
>
> *Memang banyak orang yang benar, tetapi jangan diartikan bahwa yang
> diikuti
> banyak orang itulah yang pasti dan selalu benar.*
>
>
> LEMBAR PELENGKAP
>
> TAKAR – UKUR – TIMBANG MENGIKUTI
>
> SISTEM METRIK YANG BERLAKU SEJAK THN *1799*.
>
> *Kuantitas*
>
> *Satuan* *Simbol* *Keterangan*
>
> Panjang meter m bukan mtr.
>
> Luas meter persegi m2
>
> Isi / volume meter kubik m3
>
> Berat gram g bukan gr.
>
> Takaran liter l 1 l = 1000 cm3 (cc)
>
> Suhu / temperatur derajat Celcius oC
>
> BEBERAPA SEBUTAN / AWALAN UNTUK FAKTOR PENGALI DALAM SISTEM METRIK
>
> AWALAN FAKTOR PENGALI SIMBOL / SINGKATAN CONTOH PEMAKAIAN
>
> giga 1.000.000.000 G GHz.
>
> mega 1.000.000 M MW
>
> kilo 1.000 k km
>
> hecto 100 h ha
>
> deka 10 da dam
>
> deci 0,1 d dm
>
> centi 0,01 c cm
>
> milli 0,001 m ml
>
> micro 0,000.001 *m* mF
>
> dan seterusnya.
>
> Dalam sistem metrik memang dikenal *1 are = 100 m2* khusus untuk
ukuran
> tanah yang diakui sah secara internasional.
>
> *Untuk satuan ONS yang mengartikan kelipatan 100 g., apalagi POUND
yang
> mengartikan kelipatan 500 g., tidak pernah ada didalam sistem metrik
> maupun
> non-metrik / imperial yang pernah diberlakukan sah secara
internasional. *
>
> *# # # # #*
>
> *RANGKUMAN SARAN-SARAN, KRITIK DAN KOMENTAR*
>
> *1. *Banyak orang berpendapat bahwa ONS kita ini tidak ada kaitannya
sama
> sekali dengan OUNCE.
> * *
> a. Kalau kita baca kamus-kamus Inggris-Indonesia dan sebaliknya,
jelas
> bahwa
> terjemahan "ounce adalah ons" dan "pound adalah pon" begitu pula
> sebaliknya
> dari Indonesia-Inggris. Bahkan ada beberapa kamus yang menterjemahkan
> "ounce
> menjadi ons, berat 100 gram." Tetapi ada juga yang menterjemahkan
> "ons, 28,3
> gram".

> *Nara** sumber : Jumlah : 2 orang *
>
> *Profesi : Guru dan Dosen Bahasa Inggris. *
>
> b. Beberapa guru berpendapat bahwa kata "ons" jelas bukan asli bahasa
> Indonesia, karena bahasa Indonesia hanya mengenal 2 konsonan rangkap,
> yaitu
> "ng" dan "ny". Tidak ada konsonan rangkap "ns". Contoh : "Helm" kalau
di
> Indonesiakan menjadi "helem". Kalau "ons" tidak bisa dijadikan "ones"
> tentu karena menyangkut suatu acuan yang harus dilafalkan secara
benar,
> sama seperti "gram" yang tidak boleh ditulis menjadi "geram".
>
> *Nara** sumber : Jumlah : 2 orang *
>
> *Profesi : Guru Bahasa **Indonesia**.*
>
> c. Beberapa orang lanjut usia yang cukup terpelajar membenarkan bahwa
> "ons
> dan pound" itu bawaan Belanda, bukan asli Indonesia, karena sudah
dipakai
> sebelum Indonesia merdeka dan diajarkan juga disekolah HIS maupun HCS
> *(masih
> jaman penjajahan)*.
>
> Beberapa diantara mereka ingat bahwa acuan konversi yang diterapkan
di
> Indonesia tidak sama dengan yang diterapkan di Belanda.
>
> *Nara** sumber : Jumlah : 7 orang. Usia : 77 s/d. 87 tahun. *
>
> *Pendidikan terendah : HCS / HIS. *
>
> *Pendidikan tertinggi : Sarjana*
>
> *Profesi terakhir : Guru, Kontraktor, Dokter, Pendeta, PN.*
>
> *2.* Acuan internasional yang menyatakan 1 ons = 100 gram , 1 pound =
500
> gram jelas-jelas tidak pernah ada.
>
> Bahkan Acuan nasional (kalaupun ada dulu-dulunya) tidak bisa / tidak
> boleh
> dipergunakan lagi semenjak diundangkannya UU no.2 tahun 1981 tentang
> Metrologi Legal, yang mencabut dan membatalkan Ijkordonnantie
> 1.049 Staatsblad nomor 175.
>
> *Nara** sumber : Jumlah : 1 orang.*
>
> * Profesi : tidak dikenal.*
>
> *3.* Penerbit tidak seharusnya dimintai pertanggung-jawaban karena
semua
> materi kurikulum yang harus dibukukan telah mendapat persetujuan
terlebih
> dulu dari Dep. Pendidikan.
>
> *Nara** sumber : Jumlah : 1 orang.*
>
> * Profesi : Pengusaha.*
>
> * *
>
> * *
>
> *4.* Tidak perlu memperlebar masalah / mendramatisir dengan timbangan
> versi
> depdiknas dan sebagainya. Yang penting bagaimana kesalahan ini bisa
> segera
> diakhiri.
>
> *Nara** Sumber : Jumlah : 1 orang.*
>
> * Profesi : tidak dikenal.*
>
> *5.* Terkejut dan syok berat tapi Setuju bahwa kita harus
menghentikan
> kebiasaan salah selama ini dan membiasakan diri menggunakan Sistem
> Internasional yang berlaku. Perlu pengumuman resmi dari pemerintah
dan
> penyuluhan masyarakat melalui instansi yang berwenang.
>
> *Nara** sumber : Jumlah : lebih dari 100 orang.*
>
> * Profesi : Guru, Dosen, Karyawan, Mahasiswa, Dokter.*
>
> *6.* Para guru tidak bisa dipersalahkan karena mereka hanya
melaksanakan
> apa yang telah menjadi kebijakan nasional pendidikan yang dikeluarkan
> oleh
> Dep. Pendidikan.
>
> *Nara** sumber : Jumlah 14 orang.*
>
> * Profesi : Guru, Ibu Rmh.Tangga, Karyawan. *
>
> * *
>
> *7.* Di dalam Dep. Pendidikan ada bagian yang khusus melakukan
> Penelitian,
> Pengkajian dan Pengembangan. Kalau ini benar-benar suatu kesalahan,
..
> .*(hanya
> geleng-geleng kepala)*
>
> *Nara** sumber : Jumlah : 1 orang*
>
> * Profesi : Dosen.*
>
> *8.* Bukankah semua pegawai Dir. Metrologi memiliki anak yang juga
> sekolah
> di Indonesia ? Mengapa diam saja ?
>
> *Nara** sumber : Jumlah : 1 orang.*
>
> * Profesi : Kep. Sekolah*
>
>
>
> --
> Regards,
>
>
>
>
>
>
>
>
> Hadapilah masa lalu-mu tanpa penyesalan,
> Peganglah saat ini dengan keyakinan,
> Siapkan masa depan tanpa rasa takut.
>